Pembeda Persija



Pembeda Persija

Oleh Rachmat Fahzry

Ismed Sofyan mengambil ancang-ancang sebelum menendang bola hasil pelanggaran di lapangan tengah Persiba. Ia mengatur nafas agar bisa berkonsentrasi penuh. Saat itu menit sudah memasuki menit ke-46, hanya tersisa tiga menit dari waktu tambahan yang diberikan oleh wasit. Satu dua langkah, bola ia lesatkan jauh ke arah kotak penalti lawan. Reinaldo Elias sudah menunggu di sana. Sesekali ia bergerak untuk mengecoh lawan yang menjaganya. Bola pun datang. Ia melompat, menyundul dan mengarahkannya ke mulut gawang. Bola menuju ke pojok kanan. Kiper Persiba Dian Agus berusaha melompat untuk menepis, namun sayang bola di luar jangkauannya, dan skor berubah 1-0 untuk Tim Macan Kemayoran.

Gol itu membuat Stadion Patriot Chandrabhaga bergemuruh dengan keriuhan para The Jakmania. Mereka bersuka cita. Reinaldo memberi respon dengan berlari menuju ke penonton. Tangannya diangkat, jarinya membentuk salam jempol telunjuk. Simbol nonverbal yang menjadi ciri khas The Jakmania.

Suka cita untuk The Jakmania kembali hadir ketika gol kedua datang. Itu bermula ketika pergerakan Reinaldo usai menahan bola dengan dada di kotak penalti dijatuhkan bek Persiba. Rysbek Sheberkov, wasit asal kirgistan yang saat itu memimpin laga melihatnya sebagai pelanggaran. Ia pun langsung menunjuk titik putih.

Bruno Lopes maju menjadi algojo. Ia berdiri sedikit di luar garis kotak penalti. Sesaat peluit dibunyikan, ia kemudian berlari dan melesakkan bola ke arah kanan sekaligus memperdaya kiper.

Permainan Reinaldo sepanjang pertandingan itu sangat layak menjadikan dia sebagai pemain terbaik. Terlepas dari gol dan kontribusinya yang menghasilkan penalti, pergerakannya di daerah lawan patut mendapat pujian.

Postur tubuhnya yang tinggi dan besar, pria 33 tahun itu kuat saat menahan bola ketika rekan setimnya masih membuka ruang atau berlari ke daerah lawan. Stevano juga tipe pemain yang lebih banyak menunggu di daerah lawan. Jarang sekali ia berlari ke kanan atau ke kiri untuk menjemput bola. Tipe permainan ini sudah diserahkan kepada Bruno Lopes atau Novri Setiawan yang mengisisi penyerang kiri dan kanan dalam formasi 4-3-3 yang diterapkan pelatih Persija Stevano Cugurra.

Reinaldo juga bisa berfungsi sebagai pemantul. Umpan bola-bola atas yang ditujukan kepadanya selalu berhasil ia menangi.

Sangat wajar jika Re rei Renaldo menjadi pujaan baru The Jakmania. Didatangkan dari PSM Makassar, pria Brasil berpaspor Australia itu langsung memukau dengan sumbangannya saat pertama kali bermain untuk Persija. Siapa pun yang melihat Reinaldo memainkan laga ketika itu, pasti akan memberinya skor lebih dari 7. Dia adalah ujung tombak. Reinaldo merupakan target man Tim Macan Kemayoran.

Namun pada menit 78 lha yang membuat gaya permainan Persija benar-benar berubah. Ia masuk menggantikan Ramdani Lestaluhu. Sentuhan dari kakinya membuat operan di lapangan tengah Persija lebih atraktif. Ia mengandalkan visi saat membangun serangan. Jarang sekali dirinya masuk membawa bola ke area musuh dengan cara meliuk-liuk. Kerap kali operan yang dimulai darinya bisa membuat pemain Persiba kelimpungan. Ia adalah Fitra Ridwan.

Permainan seperti itu juga ditampilkannya saat Persija dikalahkan Barito ketika bertandang ke Stadion 17 Mei. Meski hanya bermain sekitar 20 menitan, Fitra merubah stigma karakter permainan Persija saat laga sudah memasuki menit ke 70 ke atas, di mana permainan tim oranye akan didominasi dengan umpan-umpan panjang. Namun ketika Fitra masuk, ada suatu tontonan menarik yang sayang untuk dilewatkan. Ia lihai memainkan umpan-umpan pendek. Pergarakannya membuka ruang untuk menghilangkan fokus lawan sangat apik.

Ia mampu menjalankan visi satu langkah dari pemain lawan. Saat membawa bola atau melakukan operan, Fitra elegan dan lembut namun mematikan. Kemampuan ini perlu diasah apalagi umurnya masih 23 tahun.

Masuknya Fitra juga membuat jarak antar pemain Persija menjadi agak renggang. Ruang sela yang sebelumnya terlalu rapat, membuat aliran  bola berjalan mulus. Apalagi saat Persija membangun serangan melalui sektor tengah. Ketika serangan dari sana sudah terbaca lawan, Fitra akan memulainya melalui sayap. Ia pintar membaca situasi. Ia seperti rantai penyambung.

Perannya sebagai motor serangan memang sangat pas. Padahal dirinya baru saja didatangkan managemen Persija dari Persegres usai paruh pertama Liga 1 berakhir. Namun ia sudah nyetel dengan  rekan-rekannya. Bisa saja dengan caranya bermain, suatu saat nanti posisi Ramdani bisa tergusur. Atau Ramdani digeser menjadi penyerang kanan menggantikan Novri.

Hanya saja fisik Fitra belum tangguh. Beberapa kali ia terjatuh saat berduel dengan lawan. Ia harus berjuang meningkatkan stamina juga membangun tubuhnya. Saat melakukan transisi dari bertahan atau sebaliknya, bocah asal Aceh ini juga masih tertinggal. Kemampuannya berlari harus lebih digenjot lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar