Mereka yang Tak Pernah Lelah Meminta Maaf



"Sudah bosan," seru gadis remaja itu ketika saya pulang kerja menumpang krl dari Stasiun Gondangdia menuju Bekasi.

Jika dia merasa bosan, saya sudah masa bodo. Apatis, tak peduli lagi dengan permintaan maaf operaror krl yang selalu mengatakan, "Kami beritahukan kepada penumpang krl, kereta masih menunggu antrean, disusul kereta api jarak jauh. Maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan perjalanan anda."

Kerap kali, alasannya krl masih menunggu pergantian sinyal di stasiun berikutnya.

Saya sudah gak peduli setan dengan permintaan maaf mereka. Ucapan itu saban sering dilontarkan tiap hari oleh mereka. Saya yakin, saya gak sendiri. Ribuan penumpang krl lainnya juga sudah malas mendengar maaf lagi, lagi, dan lagi dari pihak krl. Mungkin orang yang mengucapkan maaf kepada penumpang krl, juga sudah tidak tulus mengucapkan permintaan yang suci itu. Mungkin mereka asal cuap saja menjalankan prosedur yang yang dibuat manajemen.

Sekarang masih suasana Lebaran 2017. Tapi permintaan maaf pasti akan berlangsung sepanjang tahun. Entah sampai kapan.

Pernah suatu kali, salah seorang penumpang menggedor kaca krl. Mungkin karena kesal krl tak kungjung jalan. Lagi-lagi permintaan maaf itu terdengar sebelum pria itu melampiaskan amarahnya.

Melihat itu, saya hanya tersenyum kecil. Perasaan kesal saya setidaknya terwakilkan oleh dia, yang mungkin sudah muak dengan kata-kata maaf. Meski begitu, kata maaf selalu tersiar dari pengeras suara.

Kegelisahan menunggu krl arau sedang di atas krl, kemudian mendengar kata-kata maaf, kadang membuat saya frustasi. Itu biasanya terjadi ketika badan dan pikiran kurang sehat. Atau ketika saya terlambat menghadiri acara atau masuk kantor. Mendengar permintaan maaf yang berulang-ulang secara terus menerus, membuat saya mati rasa dengan kata-kata itu.

Kata maaf bagi sebagian orang sangat berat diucapkan. Tapi tidak bagi mereka para operaror krl ataupun di stasiun. Semoga kata-kata maaf tidak berlangsung di kehidupan "normal" kalian. Semoga ketika kalian mengucapkan maaf, itu benar-benar tulus diucapkan dan layak untuk dimaafkan.

Saya berharap, managemen dan fasilitas krl yang sudah semakin baik, akan terus membaik. Setidaknya permintaan maaf bisa berkurang, dan membuat kami para penumpang krl, nyaman dan tidak terganggu lagi perjalanannya. Seperti kata-kata yang terselip di dalam permintaan maaf itu.  Semoga ini terjadi dalam waktu cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar