Persija Pantas di Posisi Bawah


Sudah pekan ke-7, Persija baru menang sekali, kalah 3 dan seri 3 kali. Hasil itu membuat posisi Persija nyungsep ke posisi bawah. Satu tingkat di atas 3 tim yang akan masuk ke liga 2 alias terdegradasi.

The Jakmaniasebutan pendukung Persijapun kalap. Mereka frustasi, marah, kesal, dan sedih.  

Seruan "Teco Out" sangat keras diteriakan para pendukung tim Ibu Kota usai Persija imbang tanpa skor melawan Bali United di Stadion Patriot Candrabagha, Bekasi. Kandang Persija musim ini. 

Sebelumnya, spanduk raksasa bertuliskan "Biasakan Menang Sampai Menang Jadi Kebiasaan" juga terpasang di salah satu pojok tribun, saat persija ditahan imbang 1-1 oleh Mitra Kukar.

Stevano Teco, sang komando pinggir lapangan bilang saat konferensi pers, "Kami kurang beruntung."

Itu kata-kata yang sama diucapkannya usai seri lawan Bali United. 

Apa benar faktor keberuntungan?  bisa saja racikan strategi yang salah. 

Bila melihat 10 menit babak pertama saat Persija vs Bali United minggu kemarin, permainan Persija sepertinya memberi harapan menang.

Anak-anak baju oranye sedikit mengusai pertandingan. Mungkin itu karena termotivasi sangat ingin menang. Tapi serangan yang dibangun tak ada yang berarti. Anak-anak Bali United tetap tenang meski mendapat berbagai serangan dari Persija.

Lha gimana Tim Serdadu Tridadujulukan Bali Unitedmau kelabakan, formasi 4-3-3 strategi yang digunakan Teco, tumpul juga minim kreasi. Pun dari lapangan tengah ataupun sayap. 

Serangan Persija sepertinya dibangun hanya mengandalkan skil individu pemainnya. Berkali-kali Ambrizal Umanilo menerobos pertahanan kiri Bali United, tapi ujung-ujungnya buntung juga.

Pergerakan Ambrizal gak didukung dengan pergerakan dari pemain lainnya. Banyak pemain yang pasif melakukan gerakan tanpa bola, khususnya para pemain depan dan gelandang serang. 

Sedangkan di posisi kanan, Bruno da Silva Lopez juga statis menunggu datangnya bola. Itu juga yang dilakukan kompatriotnya, yang sama-sama dari Brazil, Luiz carlos Junior. Mereka kurang berguna.

Seharusnya, Teco melihat kekurangan mereka dengan memasukkan, Bambang Pamungkas atau Rudi Widodo. Kedua pemain itu syarat pengalaman. Perjudian dalam bola itu biasa bukan?

Sisi tengah Persija juga sangat kopong. Padahal sudah punya Hargianto dan Rohit Chand. Keduanya kuat kok di tengah. Untuk bangun serangan dan mangatur ritme, keduanya juga mumpuni. Tapi lagi-lagi kenapa gak ada serangan dari tengah yang megalir ke pemain depan. 

Kalau dilihat saat itu, jarak antara pemain tengah dan belakang jauh banget.

Saat sudah mematahkan serangan lawan, bola kayaknya demen banget ditendang melambung jauh sama pemain belakang Persija. Kalau sudah gitu, gimana pemain depan mau dapat bola-bola manja untuk dilesakkan ke gawang lawan.

Para pemain juga ogah berlama-lama memegang bola. 

Memang dalam situasi tertentu ada bagusnya bermain cepat, tapi jika kondisi pemain belakang lawan sudah banyak, kan ada baiknya bola ditahan dulu sebentar di tengah. Sembari menanti transisi atau menunggu teman untuk membantu.

Lagi-lagi itu tidak ada di strategi Teco. Bukan cuma pas lawan Bali United, setiap Persija main selalu begitu.

Satu yang paling bersinar saat pertandingan Persija vs Bali United, Teco beruntung punya Rezaldi Hehanusa. Dia anak muda yang agresif, baik menyerang ataupun saat bertahan. Pergerakan dia di sisi kiri juga apik saat melakukan gerakan tanpa bola.

Di babak kedua, masuknya Ramdani Lestaluhu juga membuat perubahan. Dia berani nusuk-nusuk ke kotak penalti. Setidaknya pergerakan Ramdani sedikit membuat repot dua-tiga pemain lawan.

Kalau buat sang Kapten Ismed Sofyan, umur emang gak bisa bohong. Tapi kalau soal umpan, bang Ismed emang punya gaya. Ini bisa digunakan Teco dengan memberikan arahan kepada Ismed untuk memberikan umpan terobosan kepada Luiz Junior atau Ambrizal. Suruh pemain depan itu berlari mengejar umpan-umpan abang satu itu.

Soal motivasi, anak-anak Persija kalau main di kandang pasti terbakar. Dengerin nyanyian The Jakmania secara lantang juga pasti buat jantung bergetar.

Lalu siapa yang salah?

Teco bilang, Saya dikontrak Persija selama Satu tahun. Saya Profesional.

Lalu saat dikalahkan Timnas U-19, Rabu 24 Mei 2017, pria asal Rio De Janeiro, Brasil itu berujar, Tim U-19 memiliki organisasi permainan yang bagus. Mereka bermain lebih bagus dari kami.

Ungkapan Teco, bisa diartikan, kalau taktik Persija saat dipegang dia melempem bukan?

Jadi saya simpulkan, Persija pantas di posisi bawah klasemen Liga 1 Indonesia.

Ikuti penulis di akun Instagram @rikyfaz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar