Ilustrasi/Freepik |
SITUASI pandemi virus corona membuat saya harus kerja di
rumah (work from home/WFH). Saya tidak sendiri, jutaan pekerja lainnya di seluruh dunia juga bekerja dari
rumah.
Di tempat saya bekerja, ada sebuah lemari berisi bermacam-macam snack. Snacknya gak gratis. Itu inisiatif kolega saya memenuhi mulut-mulut yang
tak bisa diam alias tukang ngunyah.
Menurut saya, cemal-cemil juga bikin urat kepala sedikit
kendor saat bekerja.
Jenis snacknya, bukan cemilan kekinian, snack anak zaman,
atau snack tradisional macem lontong, keripik singkong dan kawan-kawannya. Bukan
juga snack dari luar negeri.
Snack yang dijual, cuma jajanan yang biasa ditemui di warung-warung
kelontong. Harganya tentu murah dibanding snack updetan terbaru.
Tapi semenjak kerja di rumah, istri saya sudah menyetok
snack andalan saya.
Snakcnya murah meriah. Meriah karena murah. Murah karena
meriah (enak rasanya sesuai harga).
Beli snacknya di pasar tradisional. Tipsnya, beli satu pak atau serenceng. Pasti lebih murah jjika dibanding beli satuan di warung-warung.
Satu lagi keunggulannya, kita gak perlu bolak-balik ke
warung. Waktu kita lebih banyak di rumah. Dan... Kita sudah menjadi pahlawan di masa pandemi
virus corona karena tinggal di rumah lebih lama.
Inilah snack murah meriah andalan saya.
Inilah snack murah meriah andalan saya.
Chocolatos
Wafer stik berbetuk bulat panjang berisi krim cokelat ini,
kesukaan saya sedari dulu. Harganya Rp500, saja. Tapi itu jika beli satuan di
warung. Kalau beli satu pak, Rp10 ribu, berisi 24 stik Chocolatos.
Saya lebih suka dengan rasa original. Cokelat. Alasannya, dari pertama tahu ada Chocolatos, rasa original yang selalu saya beli. Paling saya beli Chocolatos rasa lainnya, hanya untuk sekedar coba-coba.
Saya lebih suka dengan rasa original. Cokelat. Alasannya, dari pertama tahu ada Chocolatos, rasa original yang selalu saya beli. Paling saya beli Chocolatos rasa lainnya, hanya untuk sekedar coba-coba.
Rasa original Chocolatos, tidak terlalu manis, tidak terlalu
pahit. Pas dipadu dengan stik wafernya yang sedikit lembut saat digit. Beda
dengan merk lain. Wafer stiknya agak keras, dan rasa coklatnya lebih pahit.
Foto/Garuda Food |
Sekarang chocolatos banyak rasa: cokelat kacang, keju sampai
dark cokelat (rasa cokelatnya lebih pahit).
Ukuran panjang Chocolatos semakin tahun, semakin pendek. Mungkin
produsen memilih memangkas ukuran daripada menaikkan harga.
Saya juga punya kebiasaan kalau memilih Chocolatos. Saya raba
dulu bungkusnya. Tujuannya; agar saya saya tahu, apakah stik wafer dalam
keadaan utuh atau tidak. Soalnya saya kurang sreg dengan Chocolatos yang sudah
hancur. Kurang sedap dinikmati. Saat dibuka, pasti ada saja remah-remah yang
berjatuhan.
Ingat, Chocolatos stik wafer. Karena Chocolatos ada dalam
bentuk minuman. Kalau yang jenis ini, saya tidak pernah beli. Pernah icip sekali,
rasa manisnya agak aneh. Seperti menenggak lilin cair diberi gula.
Mi Kremezz
Saat saya masih di sekolah dasar (SD), snack mi kering
menjadi camilan favorit. Yang paling terkenal, Anakmas dan Anak Mamee. Kedua
snack mi kering itu, jadi langganan saya saat jajan.
Anakmas dan Anak Mamee, berisi mi kering dan bumbu. Sebelum
melahapnya, kita remas-remas mi, lalu campur dengan bumbu penyedap. Rasa snack Anakmas,
lebih gurih dan asin. Ada juga rasa keju, tapi rasa gurih dan asin khas Anakmas
tetap terasa.
Sedangkan snack Anak Mamee, berasa asin pedas. Yang membuat
beda, karena Anak Mamee memberi kita pilihan bumbu bubuk cabai.
Tapi kedua snack mi kering itu (Anakmas dan Anak Mamee) sudah
langka di warung-warung. Bahkan saya tak ingat lagi, kapan terkahir makan Anakmas
dan Anak Mamee.
TPS Food |
Tapi... saya sudah menyetok Mi Kremezz Shorr. Pake Shorr,
ya. Karena ada juga Mi Kremezz saja. Yang membedakan, Mi Kremezz Shorr sudah tercampur
dengan bumbu. Jadi, setelah kita membuka bungkusnya, tinggal tuang saja mi
Shorr ke dalam mulut.
Rasanya Mi Shorr beragam. Ada ayam panggang, keju manis dan
sambal balado. Saya menyetok rasa sambal balado. Meski disertai “sambal”, saya
tidak merasa pedas sedikitpun. Rasanya mirip Anakmas, hanya saja, bumbu Mi
Shorr lebih ringan.
Harga Mi Shorr per kardus Rp10 ribu. Isi 26 Mi Shorr.
Momogi
Pasti MOw MOw laGI. Begitu slogan utama Momogi.
Snack stik ini katanya terbuat dari jagung. Rasa andalan
Momogi juga jagung bakar. Kalau saya lebih suka dengan rasa cokelat.
Stik momogi... ringkih. Sekali dilahap, Momogi langsung
melebur. Mertua saya saja, yang sudah ompong, masih bisa makan Momogi. Saya sih
gak pernah tanya, bagaimana dia makan Momogi, digigit atau diemut-emut lalu
dikunyah pelan-pelan.
ralali |
Harga Momobi per pak Rp9.500. Isi 20 bungkus.
Gery Saluut Malkist
Biskuit lapis bertabur gula dan krim dengan varian rasa di
tengahnya.
Ada rasa keju, cokelat, kelapa sampai matcha (teh hijau).
Tentu saja saya memilih rasa cokelat. Tapi sebagai selingan, saya juga sering
membeli rasa keju.
Soal rasa, biskuit Gerry Saluut berasa renyah. Saya sudah
merasakan manisnya gula yang bertakhta di lapisan luar biskuit. Sedangkan
krimnya, pelengkap yang pas sekali.
Foto/Shopee |
Saya beli Gerry Saluut Malkist serenceng atau 10 bungkus seharga
Rp10 ribu.
Meski ukurannya terus menciut, Beng-Beng tetap menjadi andalan kalau untuk urusan snack murah meriah.
Harga Beng-Beng per box isi bungkus 20 Rp 28 ribu.
Beng-Beng
Empat elemen sekali gigit.
Cokelat, wafer, caramel dan crispy. Kombinasi menarik ini membuat
Beng-Beng bukan sekadar wafer. Beng-Beng adalah pujaan. Dia adalah raja di
kelasnya.
Foto/monotaro id |
Perpaduan caramel, cokelat serta wafer yang renyah, saat
digigit, membuat saya ingin lagi-lagi dan lagi menikmati Beng-Beng. Apalagi makan
Beng-Beng dipadu dengan kopi hitam, sensasinya beda.
Tapi, kopinya jangan terlalu manis. Biar karamel dan cokelat Beng-Beng yang menggantikan rasa manis gula. Ada rasa yang unik saat melahap Beng-Beng lalu meyeruput kopi.
Tapi, kopinya jangan terlalu manis. Biar karamel dan cokelat Beng-Beng yang menggantikan rasa manis gula. Ada rasa yang unik saat melahap Beng-Beng lalu meyeruput kopi.
Meski ukurannya terus menciut, Beng-Beng tetap menjadi andalan kalau untuk urusan snack murah meriah.
Harga Beng-Beng per box isi bungkus 20 Rp 28 ribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar